Home » UMUM
Category Archives: UMUM
Optimalisasi Peran Perpustakaan dalam Menumbuhkan Literasi
Oleh: Jefrianus Kolimo, S.Pd., Gr
SMP Negeri 2 Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, NTT
Perpustakaan memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi masyarakat. Dari tahun ke tahun, saat ini jumlah perpustakaan di Indonesia sudah mencapai angka 164.610 unit. Jumlah tersebut hanya kalah dari India. Jumlah Perpustakaan di India tercatat sebanyak 323.605 unit (Media Indonesia.com, 14/03/2019). Karena itu Indonesia berada pada urutan kedua negara dengan jumlah perpustakaan terbanyak di dunia setelah India. Namun demikian, kondisi ini dapat dikatakan sebuah anomali. Hal ini disebabkan perpustakaan belum mampu meningkatkan literasi masyarakat. Padahal, jika membicarakan masalah literasi maka buku adalah kunci utama dalam meningkatkan literasi. Perpustakaan merupakan tempat untuk mengakses buku yang menjadi sumber ilmu pengetahuan.
Data berbagai riset menjelaskan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia khususnya terkait minat baca memang belum baik. Misalnya, hasil riset yang dikeluarkan oleh ‘’World Most Literate National Ranked’’ pada Tahun 2016 tentang minat baca. Indonesia berada pada peringkat ke 60 dari 61 negara yang di Survey. Selanjutnya Tahun 2018, berdasarkan riset yang dilakukan Central Connecticut State University AS yang kemudian dibagikan oleh UNESCO menunjukan bahwa kegemaran masyarakat Indonesia akan bahan bacaan pun tak banyak mengalami perubahan. Minat baca rakyat Indonesia hanya 0,0001 persen (Harian Kompas, 06/05/2022). Jika dinarasikan, dari 1000 warga negara Indonesia yang ditemukan, hanya 1 yang gemar membaca buku.
Perpustakaan Berkualitas
Dengan tidak mengabaikan fakta bahwa rendahnya minat baca masyarakat, hal lain yang perlu kita kaji lebih lanjut adalah bagaimana pelayanan perpustakaan kita. Apakah perpustakaan kita memang hanya unggul secara kuantitas dan belum optimal dalam hal kualitas? Apakah benar, perpustakaan tidak punya peranan dalam mendukung masyarakat kita untuk berliterasi? Bagaimana gambaran seharusnya perpustakaan yang berkualitas itu sendiri?
Penulis adalah salah satu penggiat dan pengikut instagram perpustakaan nasional (@perpusnas.go.id). Meskipun berada di daerah yang jauh dari kawasan perpustakaan nasional, tetapi dari informasi-informasi yang disajikan menjadikan masyarakat dapat mengakses berbagai ragam koleksi buku terbaru. Selain itu juga perpustakaan mampu menjadi tempat penyelenggaran even kegiatan menarik dan bermanfaat bagi masyarakat, seperti: menonton film, bedah buku, seminar, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta beberapa jenis perlombaan bagi masyarakat. Selain itu, melalui akun tersebut, saya pun dapat mengetahui informasi terkait telah tersedia atau terbit buku-buku terbaru. Selain itu juga, penulis dapat mengakses informasi terkait buku-buku lama yang masih bermanfaat bagi kehidupan. Penulis merasa senang dan mengapresiasi dengan informasi-informasi yang telah disajikan dan kedepan diharapkan dapat berpartisipasi aktif mengambil bagian dalam memajukan perpustakaan agar bermanfaat bagi penggunanya.
Merujuk dari pengalaman tersebut, tidak dapat disangkal bahwa apa yang ditampilkan atau yang ada di dalam gedung perpustakaan nasional menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan tidak lagi hanya sebagai tempat untuk menyimpan buku. Perpustakaan nasional juga dapat digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan kegiatan lain yang menarik dan bermanfaat. Tujuannya pun tidak semata-mata untuk meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung sehingga bisa dekat dengan buku. Situasi ini menunjukkan perpustakaan tidak hanya selalu identik dengan kegiatan membaca tetapi perpustakaan yang secara kualitas tidak perlu lagi untuk diperdebatkan. Sebab fungsi perpustakaan tidak lagi hanya sebatas sebagai gedung penyimpanan ilmu pengetahuan dan kekayaan intelektual. Perpustakaan juga harus menjadi sarana yang mampu menarik minat masyarakat agar semakin dekat dengan aktivitas membaca buku.
Perpustakaan Daerah
Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang menjadi simbol dari infrastruktur literasi sebuah negara. Semakin maju sebuah perpusatakaan nasional maka akan menunjukkan semakin baik di mata negara lain. Dukungan anggaran, fasilitas, dan sumber daya manusia yang memadai merupakan modal penting dalam menunjang pengembangan literasi masyarakat.
Pengembangan perpustakaan di daerah pun seharusnya dapat mencontoh pengembangan dari perpustakaan nasional kita. Terkadang kita masih menjumpai, bahwa masih ada perpustakaan di daerah yang bahkan belum memiliki akun media sosial. Padahal media sosial sangat efektif jika dipakai sebagai media untuk mempromosikan apa saja yang ada di dalam perpustakaan sekaligus mengajak masyarakat untuk berkunjung. Karena itu tidak mengherankan jika gedung perpustakaan di daerah-daerah banyak yang sepi akan pengunjung. Hasil survey Litbang Kompas 2022 yang dilakukan pada tanggal 9-11 Agustus 2022 dengan melibatkan 504 responden dari 34 Provinsi dengan sampel acak menunjukkan bahwa tercatat sebanyak 39,5 persen responden yang mengaku tidak pernah berkunjung dan 52,2 persen sangat jarang ke perpustakaan daerah. 43 persen responden menjawab perpustakaan di daerah tempat tinggalnya lebih sering sepi. Lebih memprihatinkan lagi sebanyak 31,5 persen responden bahkan tidak mengetahui keberadaan perpustakaan yang ada di daerahnya (Harian Kompas, 21/08/2022).
Hasil survey tersebut tidak mengagetkan banyak pihak sebab saat ini banyak perpustakaan di daerah belum optimal dalam memberikan pelayanan literasi bagi masyarakat. Sebagian masyarakat hanya mengetahui perpustakaan hanya sebagai peminjaman dan tempat penyimpanan buku-buku saja. Sehingga tidak heran jika masih ada sebagian perpustakaan di daerah yang terlihat sepi dan belum optimal dalam memberikan pelayanan bagi para pengunjungnya.
Beberapa persoalan di atas dan hadinya perkembangan teknologi seperti kehadiran perpustakaan digital secara tidak langsung juga turut mempengaruhi peran perpustakaan yang ada di daerah dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. I-pusnas danE-perpusdikbud adalah contoh perpustakaan digital yang jauh lebih praktis dibandingkan jika seseorang harus berkunjung ke perpustakaan daerah. Mencari, meminjam ataupun membaca buku dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Hanya dengan menginstal beberapa aplikasi tersebut di perangkat gawai maka selanjutnya ragam jenis buku sudah dapat dengan mudah diakses dimana saja dan kapan saja. Meskipun demikian tidak diragukan lagi, bahwa peran perpustakaan daerah masih sangatlah penting. Dari aspek efektivitas, jika dibandingkan dengan medium layar, membaca dengan medium kertas masih lebih efektif dalam membangun pemahaman seseorang terhadap sebuah bacaan. Riset yang dilakukan oleh Virginia Clinton yang adalah seorang asisten profesor dibidang psikologi pendidikan dari Universitas of North Dakota, AS, menunjukan perbedaan yang dimaksud. Riset yang dituangkan dalam jurnal yang berjudul reading for paper compared to screen: a systematic review and metaanalysis (2019) menjelaskan bahwa membaca pada kertas lebih efektif dibandingkan dengan membaca pada layar (Harian Kompas, 21/09/2021). Keunggulan kertas terletak pada format media yang memiliki tata letak . Dimensi tata letak seperti posisi teks di lembar kanan atau kiri buku merupakan hal yang mudah untuk dicerna oleh otak. Selain itu, keunggulan membaca pada medium kertas lainnya adalah kecenderungan untuk selalu tetap konsisten pada bahan bacaan. Sedangkan ketika membaca dengan medium layar, sebaliknya seseorang lebih cenderung tergoda untuk melakukan aktivitas lain yang ada pada gawai tersebut. Karena itu, keberadaan Perpustakaan di daerah sebagai salah satu tempat mengakses sekaligus untuk membaca buku masih sangat penting keberadaannya.
Sebagai Ujung Tombak Literasi di Daerah
Meski begitu, mengingat nasib banyak perpustakaan daerah kita yang tidak sebaik perpustakaan nasional baik dalam aspek infrastruktur maupun sumber daya manusia maka tidak mengherankan jika pencapaian literasi kita khususnya terkait minat baca buku masih tetap akan begitu-begitu saja. Apalagi merujuk pada data Indeks Aktivitas Literasi Membaca 2019 yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa terdapat 15 daerah dari total 34 provinsi di Indonesia termasuk dalam kategori sangat rendah dalam mengakses bahan bacaan (Puslitjakdikbud, 2019). Aspek akses terhadap bahan bacaan sendiri merupakan aspek penyumbang terbesar rendahnya indeks aktivitas literasi membaca. Akses terhadap bahan bacaan capaiannya hanya sebesar 23,09 persen. Karena itu data tersebut menyiratkan bahwa perpustakaan daerah menjadi salah satu ujung tombak peningkatan capaian literasi di daerah.
Selain perpustakaan, keberadaan jaringan toko buku pun sebenarnya dapat menjadi alternatif lain masyarakat dalam mengakses buku. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan jaringan toko buku tersebar tidak merata atau sebagian besar hanya berada di pusat kota. Maka dari itu, perpustakaan di daerah masih sangat penting keberadaannya. Sebabnya peningkatan kualitas perpustakaan di daerah harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan pada aspek penyediaan infrastruktur, penyediaan sumber daya manusia, dan aspek-lain penunjang lainnya yang terkait sehingga upaya peningkatan minat baca masyarakat dapat segera terwujud.
MEMPUBLIKASIKAN KARYA TULIS ILMIAH DI JURNAL MILIK PPPPTK MATEMATIKA
PENDAHULUAN
Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian visi pendidikan , yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat, sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Biroraksi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, guru wajib melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebagai bentuk peningkatan kompetensi dalam menjalankan profesinya. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mencakup tiga hal, yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Untuk memfasilitasi publikasi ilmiah guru matematika, PPPPTK Matematika menyelenggarakan publikasi jurnal secara online (dalam jejaring) sebagai sarana pengembangan diri guru dan tenaga kependidikan, khususnya matematika.
Pada tahun 2019, PPPPTK Matematika memanfaatkan Open Journal System (OJS) untuk mempublikasikan dua jurnal, yakni IDEAL MATHEDU dan EDUMAT. OJS adalah sistem online pengelolaan dan penerbitan jurnal yang dikembangkan oleh Public Knowledge Project (PKP) untuk memperluas dan meningkatkan akses ke penelitian. Diharapkan, dengan adanya publikasi jurnal secara online dapat secara efektif dan efisien memfasilitasi guru matematika dalam melakukan publikasi ilmiah dengan tetap mengedepankan kualitas. Dari hal di atas, tulisan ini akan membahas langkah-langkah untuk bergabung di sistem OJS untuk jurnal milik PPPPTK Matematika, baik sebagai pembaca maupun penulis (author).
MENGENAL JURNAL MILIK PPPPTK MATEMATIKA
Saat ini, PPPPTK Matematika mempublikasikan dua jurnal yang masing-masing rutin terbit per enam bulan, yakni jurnal IDEAL MATHEDU dan jurnal EDUMAT. Kedua jurnal tersebut sama-sama memfasilitasi publikasi di bidang pendidikan matematika sehingga memperbanyak kesempatan menjaring artikel-artikel kajian berkualitas untuk terpublikasikan. Jurnal milik PPPPTK Matematika diprioritaskan untuk memfasilitasi guru matematika / guru kelas untuk mempublikasikan karya tulis ilmiah terkait bidang matematika/ pendidikan matematika. Namun tidak menutup kemungkinan pihak-pihak lain berkontribusi dalam penulisan artikel senyampang masih relevan dengan topik jurnal. Masing-masing jurnal tersebut telah memiliki ISSN. Laman pilihan jurnal milik PPPPTK Matematika adalah http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/ . Akan muncul pilihan jurnal untuk diakses (Gambar 1), klik pada judul jurnal yang diinginkan.
Gambar 1. Pilihan jurnal milik PPPPTK Matematika
Kesalahpahaman yang sering terjadi adalah penulis mengirimkan artikel yang sama ke kedua jurnal tersebut. Untuk kasus seperti ini sebenarnya merupakan pelanggaran dalam etika publikasi karya tulis ilmiah, namun PPPPTK Matematika lebih memaklumi dengan menolak hanya di salah satu jurnal dengan tetap mempertimbangkan isi penulisan. Oleh karena itu, jika pembaca ingin mengirimkan artikel untuk dipublikasikan di jurnal milik PPPPTK Matematika, hendaklah hanya mengirimkan ke salah satu jurnal saja, IDEAL MATHEDU atau EDUMAT saja.
Bagian-bagian selanjutnya di tulisan ini akan memberi tampilan di IDEAL MATHEDU saja. Sementara, untuk langkah-langkah di EDUMAT tidak jauh berbeda.
Melakukan Registrasi
Dari laman utama IDEAL MATHEDU: klik register kemudian isilah form registrasi sesuai data Anda seperti gambar 2 berikut.
Gambar 2. Link registrasi di pojok kanan atas
Gambar 3. Isikan data penulis
Perhatikan bahwa untuk last name atau nama belakang harus merupakan kata terakhir dari nama. Untuk nama penulis terdiri dari satu kata, misal “Marfuah” , maka tuliskan “Marfuah” pada first name dan last name sehingga terbaca Marfuah Marfuah. Untuk nama asli terdiri dari dua kata, misal “Ipung Marfuah”, maka tuliskan “Ipung” pada first name dan tuliskan “Marfuah” pada last name. Sementara untuk nama penulis terdiri dari 3 kata atau lebih, “Ani Budi Caca Deni”, maka pastikan hanya “Deni” yang dituliskan pada last name . Nama tengah atau middle name boleh dikosongkan.
Gambar 4. Pernyataan persetujuan privasi
Apabila pengisian data selesai dilakukan, muncul tampilan seperti gambar 4, beri tanda pada pernyataan persetujuan privasi dan kesediaan menerima notifikasi. Selanjutnya klik tombol Register dan akan muncul seperti gambar 5 berikut sebagai tanda Anda telah terdaftar di sistem jurnal PPPPTK Matematika.
Gambar 5. Registrasi selesai
Dari gambar 5, klik Edit My Profile apabila ingin mengubah data pribadi.
Gambar 6. Tampilan edit profil penulis
Sampai di langkah ini registrasi sukses dilakukan. Selanjutnya akan ditunjukkan langkah-langkah mengirim karya tulis ilmiah di IDEAL MATHEDU.
Mengirimkan Karya Tulis Ilmiah
Setelah login pada alamat
pada bagian atas kanan muncul username penulis. Klik pada segitiga kecil kemudian pilih Dashboard seperti pada gambar 7 berikut.
Gambar 7. Tampilan dashboard sebelum mengirim artikel
Klik New Submission. Kemudian ikuti 5 (lima) langkah mudah mengirim artikel yang dipandu oleh sistem; yakni 1) start ; 2) unggah artikel ; 3) masukkan metadata ; 4) konfirmasi; dan 5) selanjutnya.
Gambar 8. Lima langkah mengirim artikel
- Start
Baca dengan seksama pernyataan pengiriman artikel yang ditampilkan dan pastikan artikel penulis telah memenuhi semua aspek yang diminta. Beri tanda centang pada setiap pernyataan yang terpenuhi. Penulis tidak dapat melanjutkan ke proses berikutnya apabila terdapat pernyataan yang tidak terpenuhi. Jika penulis mencentang pernyataan tersebut namun kenyataan di artikel tidak demikian, maka redaksi berhak menolak artikel tersebut. Perhatikan gambar 9 berikut.
Gambar 9. Langkah mencentang pernyataan terkait artikel yang dikirimkan
Kemudian, isikan komentar di kotak komentar apabila dianggap perlu.
Gambar 10. Menambahkan komentar
Klik maka akan menuju langkah ke-2 yakni mengunggah file artikel.
- Upload Submission
Pada langkah ini siapkan artikel karya tulis ilmiah yang akan diunggah. Terdapat 3 sub-langkah untuk tahap ini yakni 2.1 upload, 2.2 review details, dan 2.3 confirm. Untuk jenis komponen, pilih Article Text, kemudian klik Upload File .
Gambar 11. Langkah 2.1 Mengunggah
Gambar 12. Langkah 2.2 Mereview detail dan 2.3 Mengkonfirmasi
Apabila artikel berhasil terunggah, muncul tampilan seperti pada gambar 13. Penulis masih dapat menambahkan file lain yang mungkin menunjang artikel yang dikirimkan dengan mengklik Upload File. Apabila telah siap menuju ke langkah berikutnya, klik Save and Continue .
- Enter Metadata
Pada langkah ini, penulis diminta menginputkan data-data tentang artikel yang dikirimkan, meliputi judul, subjudul (jika ada), abstrak, penulis, dan kata kunci.
Gambar 14. Input judul artikel
Gambar 15. Input abstrak
Gambar 16. Add Contributor
Pada bagian ini, jika penulis lebih dari satu orang maka klik Add Contributor pada gambar 16 untuk menambahkan data penulis kedua, ketiga, dan seterusnya. Kemudian isikan data kontributor seperti pada gambar 17.
Gambar 17. Input data kontributor
- Confirmation
Langkah ini meminta penulis melakukan konfirmasi apakah semua tahap mengunggah artikel telah dilakukan dengan benar, atau ingin membatalkan pengiriman. Seperti pada gambar 18 berikut.
Gambar 18. Konfirmasi
- Next Step
Apabila semua tahap telah dilakukan, maka penulis akan menjumpai tampilan seperti gambar 19 berikut.
Gambar 19. Next step
Selanjutnya, klik Return to Your Dashboard .
Gambar 20. Tampilan dashboard setelah artikel terkirim
Progres review artikel yang telah terkirim dapat dipantau melalui jendela Dashboard ini. Dari gambar 20 terlihat bahwa terdapat empat tahapan yang harus dilewati suatu artikel untuk dapat terbit, yakni pengiriman/submission, review, copyediting dan production. Pengaturan sistem ini akan menginfokan ke penulis melalui email apabila terjadi aktivitas terkait artikel penulis, namun demikian sering terjadi email tidak masuk ke inbox penulis karena filter yang terpasang, atau kendala teknis lainnya. oleh karena itu penulis diharapkan sering login ke sistem jurnal PPPPTK Matematika.
Penutup
Demikian lima langkah mudah bergabung menjadi penulis artikel di publikasi ilmiah milik PPPPTK Matematika. Jika Anda memiliki naskah karya tulis ilmiah yang belum dipublikasikan atau belum dikirimkan ke redaksi manapun, jangan segan mempublikasikannya di PPPPTK Matematika. Semoga lebih memotivasi para guru matematika di Indonesia untuk terus mengembangkan profesinya.
Daftar Pustaka
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Biroraksi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
https://pkp.sfu.ca/ojs/ diakses 25 Juni 2019.
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu diakses 1 Juli 2019.
Marfuah (Widyaiswara PPPPTK Matematika)
Yuk, Cegah Hipertensi Sejak Dini
Oleh: dr. Wijayatun Handrimastuti
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Seseorang dikatakan terkena hipertensi bila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. Pengukuran dilakukan 2 kali dalam waktu yang berbeda dan dilakukan pada saat istirahat dengan posisi duduk atau berbaring. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah hipertensi di seluruh dunia sekitar 1 milyar dan terus meningkat setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang. Indonesia berada di urutan ke 5 negara dengan penderita hipertensi terbanyak.
Jumlah presentasi populasi yang mengalami penyakit (prevelansi) hipertensi yang terdiagnosis dokter di Indonesia mencapai 25,8%. Yogyakarta menduduki peringkat ke tiga prevalensi hipertensi terbesar di Indonesia, tertinggi Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), dan terendah Papua (16,8%). Padahal pada awal penelitian di Bangka Belitung hanya 10% penderita yang mengaku didiagnosa hipertensi dan mendapatkan pengobatan. Hal ini merupakan fenomena yang patut diwaspadai karena berarti hanya 1/3 penderita yang terdiagnosa dan mendapatkan pengobatan, sedangkan yg 2/3 penderita tidak tahu kalau sakit dan tetap tidak mengubah gaya hidup.
Tingkat prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan peningkatan usia dan cenderung lebih tinggi pada tingkat pendidikan yang rendah. Saat ini terdapat kecenderungan masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan pedesaan. Hal ini dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang berhubungan dengan faktor resiko hipertensi seperti stress, obesitas, kurang olahraga, merokok, alkohol dan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Hipertensi yang tidak mendapatkan penangan yang baik menyebabkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab penyakit tertinggi. Menurut data Sample Registration System(SRS) Indonesia tahun 2014 hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5 pada semua umur.
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Hasil penelitian sporadis di 15 kabupaten kota di Indonesia oleh Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan memberikan fenomena 17,7% kematian disebabkan oleh stroke dan 10% oleh Ischaemic Heart Disease, dimana hipertensi merupakan soulmate factor keduanya.
Adapun gejala-gejala yang bisa timbul adalah:
- Sakit kepala/rasa berat di tengkuk.
- Vertigo/pusing.
- Jantung berdebar-debar, nyeri dada, sesak nafas.
- Mudah lelah.
- Penglihatan kabur telinga berdenging (tinituts).
- Mimisan.
Faktor resiko hipertensi ada dua jenis yaitu:
- Faktor Resiko yang tidak dapat diubah :
- Jenis kelamin.
- Umur.
Prevalensi hipertensi meningkat pada pria usia>45 tahun, dan wanita usia>60 tahun.
- Keturunan.
- Faktor Resiko yang dapat diubah:
- Pola makan (banyak mengkonsumsi garam, kolesterol, kafein, dan alkohol).
- Kurang berolah raga.
- Merokok.
- Obesitas.
- Stress.
Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Berdasarkan Penyebabnya:
- Hipertensi Primer/ Esensial (Idiopatik/ unkonwn) – 90%.
- Hipertensi Sekunder/Non Esensial ( diketahui penyebabnya).
Penyebabnya: Penyakit ginjal, tumor, kehamilan, kelainan hormonal, pemakaian obat tertentu (obat pereda demam, pereda nyeri, obat flu dan batuk), pemakaian NAPZA.
- Berdasarkan bentuknya:
- Hipertensi diastolik.
- Hipertensi campuran.
- Hipertensi sistolik.
- Jenis-Jenis yang lain:
Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
Hipertensi Pada Kehamilan, ada 4 jenis:
- Pre-eklampsia-eklampsia/keracunan kehamilan (hipertensi, edema, proteinuria karena kehamilan).
- Hipertensi kronik (sudah ada sejak sebelum hamil).
- Pre eklampsia pada hiopertensi kronik.
- Hipertensi gestasional /sesaat.
Akibat komplikasi hipertensi, yaitu:
- Pada MATA
Penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol dapat mengakibatkan retinopati dan pandangan mata kabur.
- Pada JANTUNG
Jika terjadi vasokonstriksi yang lama pada jantung dapat melemahkan jantung, sehingga timbul nyeri dada , bahkan kematian mendadak.
- Pada GINJAL
Suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan penumpukan produk sampah yang berlebihan dan mengganggu fungsi ginjal.
- Pada OTAK
Jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa mengakibatkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).
Berikut hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:
- Pemberian Edukasi tentang Hipertensi.
- Modifikasi Gaya Hidup.
- Memeriksa tekanan darah secara teratur.
- Menjaga berat badan ideal.
- Mengurangi konsumsi garam /natrium ( maksimal 1 sendok teh/hari).
Makanan yang harus dihindari karena kandungan garamnya tinggi :
- Biscuit, cracker, keripik.
- Makanan minuman dalam kaleng ( sarden,sosis, kornet, soft drink).
- Makanan yng diawetkan (dendeng, asinan, ikan asin, telur asin, pindang)
- Mentega, keju, mayonaise.
- Bumbu-bumbu (kecap, saus terasi, tauco).
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung kalium, kalsium dan tinggi serat.
Misalnya pisang, bayam, bit, yoghurt, susu tanpa lemak, oatmeal, ikan, minyak zaitun.
- Menghindari makanan berlemak tinggi.
- Menghindari makanan yang mengandung alkohol ( misal durian, tape).
- Mengurangi minum kopi (tidak lebih dari 4 cangkir/hari).
- Jangan merokok.
- Olah raga secara teratur. Dapat berupa lari, jalan cepat, bersepeda, berenang selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5x/hari atau 2-3 jam/minggu.
- Hidup secara teratur.
- Mengurangi stress.
- Jangan terburu-buru.
- Tidur cukup 6-8 jam/hari.
dr. Wijayatun Handrimastuti (Penulis adalah dokter umum di PPPPTK Matematika)
Mengenal Kemas Ulang Informasi
Oleh : Sri Pudjiastuti
Informasi bermakna serangkaian simbol yang dimaknai sebagai pesan, direkam sebagai tanda, atau dikirm layaknya sinyal. Secara konseptual, informasi merupakan pesan (ucapan atau ekspresi) yang disampaikan. Menurut kamus Meriam-Webster memberikan batasan bahwa informasi itu pengetahuan yang didapatkan tentang seseorang atau sesuatu; fakta atau rinci sebuah subjek.
Apakah yang disebut kemas ulang informasi ( Information Repackaging)? Kemas ulang informasi adalah mengemas informasi kembali, atau mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk lainnya. Kemas ulang informasi bisa berupa perubahan bahasa satu ke bahasa lain, misalnya terjemahan, intepretasi, dan bisa pula berupa perubahan fungsi seperti revisi, ringkasan, analisis, risalah, bahkan anotasi. Jadi tugas pustakawan dalam hal ini adalah bagaimana mengemas kembali informasi atau mentranster dari satu bentuk ke bentuk lain dengan kemasan yang lebih menarik.
Era saat ini menuntut perpustakaan tampil memainkan peran pelayanan penyebaran informasi, pelestarian budaya, dan melakukan kegiatan yang bermanfaat pada kehidupan sosial dan intelektual para pemustaka. Kemas ulang informasi merupakan jawaban dari tanggapan terhadap kemajuan teknologi dan ledakan informasi. Berikut ini adalah poin-poin penting yang berkenaan dengan kegiatan kemas ulang informasi.
Kenken
Oleh : Fadjar Shadiq, M.App.Sc
Perhatikan contoh KenKen di bawah ini. Teka-teki KenKen nampak seperti sudoku, akan tetapi pada KenKen, matematika merupakan bagian dari hal yang dibutuhkan untuk memecahkannya dan menjadi bagian yang menantang dan menyenangkan jika kita dapat memecahkannya. KenKen selalu berbentuk persegi. Berukuran 3´3 sampai 9´9 (http://kenken.com/ downloads/Article-Can_You_KenKen.pdf) atau (http://www.mathdoku. com/).
Hal yang terlupakan saat membuat presentasi
Oleh : Estina Ekawati
Membuat bahan presentasi bagi beberapa orang yang biasa berbicara di depan umum sangat biasa. Namun, terkadang masih banyak hal yang terkadang kita lupakan akan beberapa aturan sederhana ini. Termasuk yang saya alami sendiri.
Sewaktu mengikuti kegiatan Shortcourse on Module Writing Self Study di Plymouth, UK pada tanggal 11 s.d 23 November 2012, salah satu materi yang akan kami terima adalah Getting the Best from Powerpoint dan Using Powerpoint. Awalnya ketika membaca schedule ini kami, (24 peserta shortcourse yang ada adalah sebagian besar Widyaiswara yang sudah menjadi keseharian mereka dengan menyiapkan presentasi dengan Powerpoint ini) kurang semangat. Namun, ketika di kelas menerima materi, yang disampaikan oleh pemateri, Merceedes, College St, Marjon, adalah hal yang jarang kami pertimangkan sebelumnya. Yaitu tentang penyiapan bahan presentasi dan bagaimana membawakan presentasi.
Persamaan Kubik Al-Khayyam
Oleh : Sumardyono, M.Pd
Al-Khayyam yang lahir dan meninggal di dekat Nishapur dikenal Eropa sebagai penyair hebat lewat karya syair empat baris (kwatrin), tetapi sebenarnya ia juga pakar matematika yang ulung. Tokoh yang bernama lengkap Ghiyats al-Din Abu al-Fath ‘Umar ibnu Ibrahim al-Nisaburi al-Kayyam di masanya dijuluki “tent maker” ketika ia mencurahkan pikiran serta menunjukkan kemampuannya dalam sains dan sastra. Walaupun berpengetahuan jempolan, ia sangat sedikit menulis bahkan tanggal kelahiran dan wafatnya saja sukar untuk ditelusur sehingga menjadi perdebatan para ahli sejarah.
Dalam bukunya, “Risalah fi al-Barshin ‘ala Masa’il al-Jabr wal-Muqabala”, ia memberi klasifikasi persamaan-persamaan menurut derajat dan faktor-faktornya hingga 25 jenis. Sayang, ilmuwan Barat menghubungkan klasifikasi ini pertama kali pada Simon Stevin (1548-1620 M) yang datang belakangan setelah al-Khayyam. Selain itu, sejarawan B. Boyer mengakui pula bahwa Khayyam-lah yang mula-mula memisahkan antara aljabar dengan geometri di dalam kajiannya.
Download Artikel Persamaan Kubik Al-Khayyam
Hari PI, 14 Maret
Oleh : Sumardyono, M.Pd
Perhatikan ? = 3,14159265358979323846264……
Bila kita tulis 3, 14 maka ini dapat menunjukkan tanggal 14 Maret (dalam format penulisan tanggal American English). Format penulisan yang sejenis: 3/14. Tanggal ini dikenal luas sebagai Hari Pi (?).
Beberapa orang memperingati hari ? tepat pada pukul 1:59 siang untuk menunjukkan bilangan 3,14159. Bila kita tulis 3, 14. 1:59.
Sementara beberapa yang lain dengan menggunakan sistem 24 jam, memperingati Hari ? tepat pada pukul 1:59 malam (pagi buta) atau pukul 15:09 (sore).
Perlukah Promosi Perpustakaan
Oleh : Sri Pudjiastuti
Promosi perpustakaan merupakan salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan. Karena sebaik apapun layanan yang ada tetap perlu dilakukan promosi. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan layanan apa saja yang kita berikan, koleksi yang kita miliki, serta fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka.
Promosi perpustakaan bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Perlu juga dipertimbangkan untuk melakukan kerjasama dengan melibatkan pihak-pihak terkait untuk keberhasilan promosi perpustakaan ini. Pengelola perpustakaan perlu memahami bentuk, langkah serta media promosi yang akan dilakukan serta anggaran yang tersedia. Tujuannya agar promosi perpustakaan ini lebih efektif dan tepat sasaran.
Bentuk promosi seperti pameran, pembuatan brosur, pamflet, booklet, poster ataupun slogan logo perpustakaan. Apabila tersedia dana dapat juga dengan pembuatan website ataupun dengan media lain. Buatlah logo dan slogan yang menarik, logo bisa juga disesuaikan dengan instansi induk. Pembuatan logo ini bisa kreasi pengelola sendiri ataupun dengan melibatkan partisipasi pihak lain melalui kegiatan lomba atau kegiatan lain.
Pembuatan brosur berisi informasi singkat tentang perpustakaan, visi dan misi, layanan yang ada serta aturan perpustakaan. Brosur dapat membentuk citra positif perpustakaan. Bentuk lainnya adalah pembuatan poster tentang ”Best Book” yang dimiliki perpustakaan. Perlu juga dilakukan display tentang buku-buku baru dan buku yang sesuai dengan topik yang sedang hangat dibicarakan.
Apabila memungkinkan perlu juga dibuat website khusus tentang perpustakaan atau bila belum memungkinkan cukup dengan membuat halaman khusus untuk perpustakaan di website lembaga induk yang selalu diperbaharui secara periodik. Perpustakaan yang mempunyai website, tentu prestise-nya akan meningkat.
Salah satu promosi yang menarik adalah dengan membuat souvenir perpustakaan. Souvenir bisa berupa pembatas buku, gantunga kunci, tas, mug dan lain-lain dengan mencetak logo ataupun slogan perpustakaan pada souvenir tersebut.
Itulah bentuk-bentuk promosi perpustakaan yang bisa dilakukan pihak perpustakaan. Promosi tersebut tergantung oleh kreatifitas pengelola perpustakaan maupun pihak pemangku kepentingan yang mendukung terlaksananya promosi karena promosi ini dapat dilakukan dengan dukungan anggaran yang ada. Tetapi dengan adanya promosi ini perpustakaan dapat mengkomunikasikan dengan pemustaka apa dan bagaimana perpustakaan kita.
Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar
Keberadaan perpustakaan sebagai sarana pendukung di suatu lembaga atau pun sekolah selama ini banyak mendapat sorotan, karena dinilai oleh banyak pihak masih perlu mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya perkembangan perpustakaan itu sendiri dan rendahnya minat pemustaka untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Pengertian perpustakaan secara sederhana adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka (misalnya guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Dengan memanfaatkan perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi untuk memecahkan berbagai masalah, sumber untuk menentukan kebijakan tertentu, serta berbagai hal yang sangat penting untuk keperluan belajar. Hakikat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya.
Tujuan kegiatan perpustakaan adalah untuk menumbuhkan minat baca pemustaka, memperkenalkan teknologi informasi, membiasakan akses informasi secara mandiri serta menumbuhkan bakat dan minat pemustaka. Jika dilihat keterkaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.
Dilihat dari perannya, perpustakaan merupakan mitra siswa dalam belajar, memberikan bimbingan/pendidikan kepada siswa dalam menggunakan perpustakaan dan sumber informasi, menyediakan informasi yang up to date (terbaru), menyiapkan ruang belajar, diskusi, dan penelitian. Intinya, perpustakaan merupakan “Sumber Belajar” yang tersedia dari berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah.
Pengertian sumber belajar sendiri menurut Association for Education Communication Technology (AECT) adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.
Perpustakaan mempunyai peran dan andil yang cukup besar dalam meningkatkan kualitas masyarakat pendidikan maupun masyarakat umum. Dengan kata lain perpustakaan berperan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pengembangan perpustakaan sebagai sumber belajar, antara lain:
- Sebagian besar sekolah belum memiliki tenaga pengelola perpustakaan yang tetap
- Perpustakaan belum difungsikan sebagai penyedia sumber belajar
- Isi buku-buku wajib dan penunjang belum sesuai kebutuhan belajar
- Luas ruang, meja, kursi untuk membaca juga belum sebanding dengan jumlah siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah.
Jika ingin dilakukan kajian lebih dalam, sebenarnya peluang untuk lebih memberdayakan perpustakaan telah terbuka. Adanya dasar yang dapat mendukung pengembangan perpustakaan sekolah antara lain:
- Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang merupakan dasar pijkakan kita dan memungkinkan semua lembaga pendidikan formal didukung oleh sarana dan prasarana (termasuk perpustakaan).
- Adanya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
- UU No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 23 yang menyebutkan bahwa sekolah perlu mengalokasikan anggaran dana sebesar minimal 5% dari APBS untuk pengembangan perpustakaan.
- Adanya metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dimana siswa dituntut untuk mengembangkan, dan memperdalam sendiri materi yang telah disampaikan oleh guru.
Berbagai upaya harus dilakukan untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar, diantaranya:
- Menyediakan bahan pustaka yang menarik dan sesuai kebutuhan pemustaka
- Meningkatkan pelayanan perpustakaan agar menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi
- Menyediakan waktu/jam berkunjung ke perpustakaan dengan memberikan tugas pada siswa sehingga mereka aktif mencari bahan informasi ke perpustakaan.
- Mengintegrasikan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar.
Peran guru dan pengelola perpustakaan tidak dapat diabaikan dalam keberhasilan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. Peran guru sangat besar karena guru yang paling sering berinteraksi dan memiliki hubungan langsung dengan siswa dalam pembelajaran dan mengarahkan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan dalam proses KBM. Demikian juga dengan peran pengelola perpustakaan. Pengelola perpustakaan merupakan manajer informasi dan penanggung jawab program perpustakaan sekolah sebagai salah satu pelaksana visi dan misi sekolah. Dengan bimbingannya warga sekolah akan melek informasi, dapat menghasilkan karya dan kreasi sehingga terbentuk generasi cerdas dan berkualitas.
Dari uraian singkat tadi dapat dipastikan bahwa dalam kegiatan belajar di lingkungan sekolah perlu didukung oleh sarana yang memadai. Termasuk didalamnya perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Sebagai sumber belajar perpustakaan sekolah mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting. Fungsi perpustakaan tersebut akan berjalan dengan baik apabila mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait yaitu penentu kebijakan pada tingkat departemen, tingkat daerah, tingkat sekolah (kepala sekolah, guru, dan pengelola perpustakaan) sehingga tercapai hakikat “Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar”.
Daftar Pustaka
Darmono, 2004. Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah. Cetakan ke-2. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia
Darmono, 2007. “Pengembangan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar” dalam Jurnal Perpustakaan Sekolah, Tahun 1 – Nomor 1 – April 2007
Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Indonesia. Undang-undang No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
Arsidi dkk. Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar. Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Tenaga Perpustakaan Sekolah di Jakarta, 2012.