Home » ARTIKEL » Inovasi dalam Pembelajaran Procedure Text: Menghadirkan PBL dengan Pemanfaatan Barang Bekas di Era Kurikulum Merdeka

Inovasi dalam Pembelajaran Procedure Text: Menghadirkan PBL dengan Pemanfaatan Barang Bekas di Era Kurikulum Merdeka

Oleh: Syafaruddin Marpaung, S.Pd.,M.Hum.

SMA Negeri 2 Kota Tanjungbalai

Dalam era perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, pendidikan memiliki tantangan baru dalam menghadirkan pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa. Kurikulum Merdeka merupakan konsep pendidikan yang memberikan kebebasan kepada guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Merdeka adalah Project Based Learning (PBL). Model PBL menggabungkan konsep pembelajaran melalui proyek nyata yang menuntut siswa untuk aktif berkolaborasi, berpikir kritis, dan memecahkan masalah secara kreatif.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka pada pelajaran Bahasa Inggris SMA terdapat materi procedure text. Materi ini diajarkan pada Fase E dan Fase F, kelas X, XI, dan XII. Penggunaan model PBL saat membelajarkan procedure text dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris siswa dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas mereka. Salah satu topik yang dapat diangkat dalam materi procedure text adalah pemanfaatan barang bekas untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. Barang-barang bekas yang tidak terpakai seperti paralon, botol plastik, triplek, kotak kardus, koran bekas, potongan kayu, perca kain, kaleng, karet ban, dan lain-lain. Semua barang bekas tersebut dapat diubah menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat, seperti tripod pembuatan video pembelajaran, papan nama kelompok, papan pengumuman, keranjang koran, tempat lampu, vas dan pot bunga, lukisan, tempat pensil, rak sederhana, dan lain sebagainya.

Pemanfaatan barang bekas dalam pembelajaran memiliki alasan yang sangat kuat. Banyak barang-barang bekas yang terbuang percuma dan berakhir menjadi limbah, padahal masih berpotensi untuk dapat dimanfaatkan kembali. Dengan memanfaatkan barang bekas tersebut, kita dapat mengajarkan siswa tentang pentingnya mengurangi limbah dan mengedukasi mereka tentang konsep daur ulang. Selain itu, penggunaan barang bekas juga dapat mengembangkan sikap kreatif, inovatif, dan berkelanjutan pada siswa. Mereka akan belajar untuk melihat peluang dalam hal-hal yang sebelumnya dianggap sebagai limbah dan mengubahnya menjadi barang-barang yang memiliki nilai dan manfaat bagi kegiatan pembelajaran.

Selama ini, materi procedure text dalam pelajaran Bahasa Inggris lebih banyak berfokus pada proses pembuatan makanan dan minuman, terlebih-lebih pada materi procedure text di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berdasarkan identifikasi penulis pada buku-buku paket Bahasa Inggris baik tingkat SMP dan SMA hampir semua berisikan materi procedure text tentang pembuatan makanan dan minuman. Meskipun penting untuk mempelajari langkah-langkah dalam proses memasak, siswa dapat merasa bosan dan kurang termotivasi dengan konten yang monoton tersebut. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kreativitas dalam menemukan ide-ide baru yang berhubungan dengan procedure text dan dapat menarik minat siswa. Pemanfaatan barang bekas sebagai konteks dalam pembelajaran procedure text dapat memberikan variasi yang menarik dan menyegarkan bagi siswa, sehingga mereka akan lebih termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian sebelumnya (Sugiharyanti, 2022), ditemukan bahwa penerapan model pembelajaran PBL pada pelajaran Bahasa Inggris mampu meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan hasil belajar siswa. Melalui PBL, siswa akan belajar melalui pengalaman nyata dan memecahkan masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka akan belajar berkolaborasi dalam tim, mengembangkan keterampilan menulis dan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, dan menciptakan produk akhir yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.

Dalam artikel ini, akan dibahas lebih lanjut tentang implementasi Kurikulum Merdeka dengan penerapan model pembelajaran PBL pada pelajaran Bahasa Inggris dengan materi procedure text yang mengangkat pemanfaatan barang bekas. Diharapkan artikel ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi guru dalam merancang pembelajaran yang bermakna, menarik, dan relevan dengan kebutuhan siswa dalam era pendidikan yang terus berkembang.

Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) pada Materi Procedure Text

Procedure text merupakan jenis teks yang digunakan untuk memberikan instruksi langkah demi langkah tentang bagaimana melakukan suatu kegiatan atau proses tertentu. Tujuan dari procedure text adalah untuk memberikan panduan yang jelas kepada pembaca agar mereka dapat melakukan suatu tindakan dengan benar dan efektif (Bafadal, 2017). Generic structure dari procedure text terdiri dari:

  • Goal/Introduction: bagian ini menjelaskan tujuan atau hasil akhir yang ingin dicapai dari langkah-langkah yang akan dijelaskan dalam teks.
  • Materials/Ingredients: bagian ini berisi daftar bahan atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan proses.
  • Steps/Methods: bagian ini menjelaskan langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  • Result / Closing: bagian ini menyimpulkan proses atau memberikan catatan tambahan yang relevan dengan tujuan atau prosedur yang dijelaskan.

Procedure text telah dipelajari siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan dilanjutkan di tingkat SMA. Procedure text perlu dipelajari karena memiliki beberapa alasan penting. Pertama, procedure text membantu siswa memahami bagaimana melakukan suatu tindakan dengan benar, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks profesional. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam berbagai bidang, seperti memasak, perawatan kesehatan, dan kegiatan teknis lainnya. Kedua, mempelajari procedure text membantu siswa mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris mereka. Mereka akan belajar kosakata dan frasa yang berkaitan dengan proses dan tindakan, serta mengasah keterampilan membaca dan memahami teks dalam Bahasa Inggris (Jaja et al., 2021).

Berdasarkan isinya, procedure text dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) jenis, yaitu:

  1. Teks Proses Pembuatan: jenis teks ini menjelaskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk membuat atau menghasilkan sesuatu. Contohnya: resep makanan, minuman, pembuatan kerajinan tangan, dan lain-lain.
  2. Teks Proses Operasional: jenis teks ini memberikan instruksi tentang bagaimana menggunakan atau mengoperasikan suatu perangkat atau sistem. Contohnya:  petunjuk penggunaan mesin fotokopi, mesin cuci, alat vacuum cleaner, panduan penggunaan aplikasi komputer, atau instruksi penggunaan perangkat lunak.
  3. Teks Proses Perbaikan: jenis teks ini memberikan langkah-langkah untuk memperbaiki suatu masalah atau merawat suatu perangkat. Contohnya:  panduan perbaikan komputer, petunjuk perawatan mobil, atau langkah-langkah perbaikan pipa yang bocor.

Kebanyakan procedure text pada buku-buku paket memuat isi tentang proses pembuatan makanan dan minuman sehingga penulis mencoba memberikan pilihan lain tentang proses pembuatan produk dari bahan-bahan bekas yang tidak terpakai. Produk tersebut bisa dimanfaatkan di dalam kelas. Menggunakan jenis procedure text tersebut, siswa akan belajar tentang proses konversi bahan bekas menjadi barang-barang yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan terlibat dalam praktik langsung dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep daur ulang dan pentingnya mengurangi limbah.

Model pembelajaran Project Based Learning (PBL) merupakan salah satu model yang dapat diintegrasikan dengan Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar siswa (Aroka et al., 2023). Implementasi model PBL dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan materi procedure text tentang pemanfaatan barang-barang bekas menjadi barang nilai berguna memiliki beberapa tujuan, antara lain:

  • meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Inggris secara aktif dan efektif.
  • mengembangkan keterampilan siswa dalam memahami, menginterpretasi, dan mengikuti instruksi dalam Bahasa Inggris.
  • mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menghasilkan ide-ide baru dalam pemanfaatan barang-barang bekas.
  • memperkenalkan konsep-konsep ramah lingkungan kepada siswa dan mendorong mereka untuk menjadi individu yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.
  • mengaitkan pembelajaran Bahasa Inggris dengan kehidupan sehari-hari siswa melalui topik yang relevan dan menarik.

Berikut adalah langkah-langkah penerapan PBL pada materi procedure text pemanfaatan barang bekas:

  • Penjelasan Konsep dan Tujuan: guru menjelaskan kepada siswa tentang konsep daur ulang, pentingnya pemanfaatan barang bekas, dan tujuan dari pembelajaran ini.
  • Pembentukan Kelompok: siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok diberikan tanggung jawab untuk memilih salah satu jenis procedure text terkait pemanfaatan barang bekas.
  • Riset dan Perencanaan: setiap kelompok melakukan riset tentang jenis procedure text yang mereka pilih, mencari informasi tentang langkah-langkah, bahan yang dibutuhkan, dan hasil akhir yang diharapkan. Mereka juga merencanakan cara presentasi yang menarik untuk membagikan hasil kerja mereka. Mereka menuliskan dalam bentuk procedure text. Kemudian dibimbing dan diperbaiki oleh guru bidang studi. Beberapa hasil tulisan procedure text siswa dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 1. Beberapa Tulisan Procedure text Siswa setelah Diperbaiki

  • Implementasi Proyek: siswa melaksanakan proses pembuatan barang bekas sesuai dengan langkah-langkah yang mereka pelajari. Mereka aktif berkolaborasi, berbagi ide, dan memecahkan masalah yang muncul selama proses.
  • Presentasi dan Evaluasi: setiap kelompok mempresentasikan hasil akhir proyek mereka kepada kelas. Presentasi kelompok disampaikan dalam Bahasa Inggris. Sebelum melakukan presentasi, siswa terlebih dahulu menuliskan isi procedure text tersebut. Kemudian mereka mendiskusikan hasil tulisannya baik dengan teman kelompok dan guru pendamping. Mereka boleh merekam dan mengunggah hasil presentasi tersebut di media sosial. Siswa juga diminta mendiskusikan proses, tantangan, dan pelajaran yang mereka dapatkan. Guru memberikan umpan balik dan evaluasi terhadap presentasi dan hasil kerja siswa.

Gambar 2. Presentasi Procedure Text oleh Siswa

  • Refleksi dan Pembelajaran: siswa melakukan refleksi pribadi dan kelompok tentang proses pembelajaran. Mereka mempertimbangkan apa yang telah mereka pelajari, kendala yang dihadapi, serta kemungkinan pengembangan lebih lanjut dalam pemanfaatan barang bekas.

Dengan mengikuti langkah-langkah PBL ini, siswa akan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan kreativitas mereka (Indriani, 2022). Mereka juga akan mengalami pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari sambil menjelajahi potensi pemanfaatan barang bekas dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Melalui kombinasi antara materi procedure text pemanfaatan barang bekas dan model pembelajaran PBL, siswa akan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang konsep daur ulang, kemampuan berbahasa Inggris, serta keterampilan berpikir kritis dan kreativitas yang penting dalam era pendidikan yang terus berkembang.

Gambar 3 Dokumentasi Berbagai Hasil Produk Kerajinan Siswa dari Bahan Bekas

Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Model PBL pada Pelajaran Bahasa Inggris SMA tentang Procedure Text.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengimplementasi model PBL pada KBM khususnya materi procedure text, terdapat beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin timbul dan solusi yang dapat diterapkan:

  • Manajemen waktu: proses PBL membutuhkan waktu yang cukup sehingga perlu dilakukan perencanaan waktu yang efektif agar semua tahapan dapat diselesaikan. Guru dapat mengatur jadwal yang baik dan memberikan panduan yang jelas kepada siswa. Kegiatan mengerjakan produk tersebut dapat juga dilakukan di luar jam pelajaran setelah pulang sekolah. Namun, kegiatan tersebut sebaiknya tetap dilaksanakan di lingkungan sekolah.
  • Keterampilan guru: guru perlu memiliki pemahaman yang baik tentang model PBL dan mampu memberikan bimbingan yang efektif kepada siswa. Guru dapat mengikuti pelatihan atau melakukan penelitian lebih lanjut tentang model PBL serta terus meningkatkan keterampilan mereka.
  • Pengelompokan siswa: pembentukan kelompok yang efektif dapat menjadi tantangan karena perbedaan kemampuan dan kepribadian siswa. Guru dapat mempertimbangkan berbagai faktor saat melakukan pengelompokan, seperti gaya belajar siswa, kemampuan, minat, dan kepribadian siswa untuk memastikan kerja sama yang baik dalam kelompok. Melalui pengelompokan siswa tersebut berarti guru telah melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi (Herwina, 2021). Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan tuntutan dari Kurikulum Merdeka. Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi tersebut, guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.
  • Evaluasi: proses evaluasi dalam model PBL juga perlu diperhatikan. Guru dapat menggunakan berbagai instrumen evaluasi yang sesuai, seperti penilaian produk, penilaian kelompok, atau penilaian individu untuk mengukur pencapaian siswa.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan menerapkan solusi yang tepat, implementasi model PBL dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan materi procedure text tentang pemanfaatan barang-barang bekas menjadi barang nilai berguna dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aroka, R., Kustati, M., Sepriyanti, N., Pascasarjana, P., Islam, S. P., Imam, U. I. N., & Padang, B. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di SMA Negeri 9 Padang. 3, 9609–9619.

Bafadal. (2017). The use of origami in teaching writing procedure text of the second grade at sma muhammadiyah mataram in academic year 2016/2017 ( 1 ). Indonesian Journal of English Language Teaching, 7(2), 31–38.

Herwina, W. (2021). Optimalisasi Kebutuhan Murid Dan Hasil Belajar Dengan Pembelajaran Berdiferensiasi. Perspektif Ilmu Pendidikan, 35(2), 175–182. https://doi.org/10.21009/pip.352.10

Indriani, L. (2022). Penerapan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Ilmiah Pendidik Indonesia ISSN 2830-781X, 1(1), 15–22.

Jaja, J., Rahayu, S., & Pujiatna, T. (2021). Bahan Ajar Teks Prosedur Berorientasi Kebudayaan Lokal (Local Culture Oriented Procedure Text Teaching Materials). Indonesian Language Education and Literature, 6(2), 290. https://doi.org/10.24235/ileal.v6i2.7794

Sugiharyanti, E. (2022). Penerapan Model Project Based Learning Berbantuan Moodle E-Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 7(2), 212–220. https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i2.364


Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *