Menggabung dan Memecah File PDF
oleh : Muh tamimuddin
Dokumen berformat PDF saat ini sudah dapat dikatakan sebagai salah satu format ebook yang banyak digunakan. PDF memang digunakan untuk keperluan dibaca sehingga akan cukup sulit kita mengedit dokumen PDF. Meskipun sulit diedit, file PDF dapat dipecah menjadi beberapa bagian atau sebaliknya, beberapa file PDF berbeda dapat digabungkan menjadi satu dengan lebih mudah. Tulisan ini akan membahas secara singkat cara menggabung dan memecah file PDF secara online.
Pembelajaran Kontekstual? Mengapa Tidak?
Pada peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (RI) No. 19 Th. 2005 Standar Nasional Pendidikan BAB IV pasal 19, disebutkan bahwa, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Biro Hukum BPK-RI, 2006: 12).Hal tersebut menunjukkan bahwa transfer kurikulum kepada peserta didik atau siswa oleh pendidik atau guru hendaknya melalui proses belajar mengajar yang terencana dan berpola dengan melibatkan peran aktif siswa.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar nasional, salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah lewat Depdiknas adalah melakukan pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran, yaitu dari teacher active teaching menjadi student active learning. Maksudnya adalah orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi siswa dalam belajar, dan siswa sendirilah yang harus aktif belajar dari berbagai sumber belajar.
Download file artikel Pembelajaran Kontekstual
Perlukah Promosi Perpustakaan
Oleh : Sri Pudjiastuti
Promosi perpustakaan merupakan salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan. Karena sebaik apapun layanan yang ada tetap perlu dilakukan promosi. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan layanan apa saja yang kita berikan, koleksi yang kita miliki, serta fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka.
Promosi perpustakaan bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Perlu juga dipertimbangkan untuk melakukan kerjasama dengan melibatkan pihak-pihak terkait untuk keberhasilan promosi perpustakaan ini. Pengelola perpustakaan perlu memahami bentuk, langkah serta media promosi yang akan dilakukan serta anggaran yang tersedia. Tujuannya agar promosi perpustakaan ini lebih efektif dan tepat sasaran.
Bentuk promosi seperti pameran, pembuatan brosur, pamflet, booklet, poster ataupun slogan logo perpustakaan. Apabila tersedia dana dapat juga dengan pembuatan website ataupun dengan media lain. Buatlah logo dan slogan yang menarik, logo bisa juga disesuaikan dengan instansi induk. Pembuatan logo ini bisa kreasi pengelola sendiri ataupun dengan melibatkan partisipasi pihak lain melalui kegiatan lomba atau kegiatan lain.
Pembuatan brosur berisi informasi singkat tentang perpustakaan, visi dan misi, layanan yang ada serta aturan perpustakaan. Brosur dapat membentuk citra positif perpustakaan. Bentuk lainnya adalah pembuatan poster tentang ”Best Book” yang dimiliki perpustakaan. Perlu juga dilakukan display tentang buku-buku baru dan buku yang sesuai dengan topik yang sedang hangat dibicarakan.
Apabila memungkinkan perlu juga dibuat website khusus tentang perpustakaan atau bila belum memungkinkan cukup dengan membuat halaman khusus untuk perpustakaan di website lembaga induk yang selalu diperbaharui secara periodik. Perpustakaan yang mempunyai website, tentu prestise-nya akan meningkat.
Salah satu promosi yang menarik adalah dengan membuat souvenir perpustakaan. Souvenir bisa berupa pembatas buku, gantunga kunci, tas, mug dan lain-lain dengan mencetak logo ataupun slogan perpustakaan pada souvenir tersebut.
Itulah bentuk-bentuk promosi perpustakaan yang bisa dilakukan pihak perpustakaan. Promosi tersebut tergantung oleh kreatifitas pengelola perpustakaan maupun pihak pemangku kepentingan yang mendukung terlaksananya promosi karena promosi ini dapat dilakukan dengan dukungan anggaran yang ada. Tetapi dengan adanya promosi ini perpustakaan dapat mengkomunikasikan dengan pemustaka apa dan bagaimana perpustakaan kita.
Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar
Keberadaan perpustakaan sebagai sarana pendukung di suatu lembaga atau pun sekolah selama ini banyak mendapat sorotan, karena dinilai oleh banyak pihak masih perlu mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya perkembangan perpustakaan itu sendiri dan rendahnya minat pemustaka untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Pengertian perpustakaan secara sederhana adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka (misalnya guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Dengan memanfaatkan perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi untuk memecahkan berbagai masalah, sumber untuk menentukan kebijakan tertentu, serta berbagai hal yang sangat penting untuk keperluan belajar. Hakikat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya.
Tujuan kegiatan perpustakaan adalah untuk menumbuhkan minat baca pemustaka, memperkenalkan teknologi informasi, membiasakan akses informasi secara mandiri serta menumbuhkan bakat dan minat pemustaka. Jika dilihat keterkaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.
Dilihat dari perannya, perpustakaan merupakan mitra siswa dalam belajar, memberikan bimbingan/pendidikan kepada siswa dalam menggunakan perpustakaan dan sumber informasi, menyediakan informasi yang up to date (terbaru), menyiapkan ruang belajar, diskusi, dan penelitian. Intinya, perpustakaan merupakan “Sumber Belajar” yang tersedia dari berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah.
Pengertian sumber belajar sendiri menurut Association for Education Communication Technology (AECT) adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.
Perpustakaan mempunyai peran dan andil yang cukup besar dalam meningkatkan kualitas masyarakat pendidikan maupun masyarakat umum. Dengan kata lain perpustakaan berperan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pengembangan perpustakaan sebagai sumber belajar, antara lain:
- Sebagian besar sekolah belum memiliki tenaga pengelola perpustakaan yang tetap
- Perpustakaan belum difungsikan sebagai penyedia sumber belajar
- Isi buku-buku wajib dan penunjang belum sesuai kebutuhan belajar
- Luas ruang, meja, kursi untuk membaca juga belum sebanding dengan jumlah siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah.
Jika ingin dilakukan kajian lebih dalam, sebenarnya peluang untuk lebih memberdayakan perpustakaan telah terbuka. Adanya dasar yang dapat mendukung pengembangan perpustakaan sekolah antara lain:
- Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang merupakan dasar pijkakan kita dan memungkinkan semua lembaga pendidikan formal didukung oleh sarana dan prasarana (termasuk perpustakaan).
- Adanya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
- UU No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 23 yang menyebutkan bahwa sekolah perlu mengalokasikan anggaran dana sebesar minimal 5% dari APBS untuk pengembangan perpustakaan.
- Adanya metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dimana siswa dituntut untuk mengembangkan, dan memperdalam sendiri materi yang telah disampaikan oleh guru.
Berbagai upaya harus dilakukan untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar, diantaranya:
- Menyediakan bahan pustaka yang menarik dan sesuai kebutuhan pemustaka
- Meningkatkan pelayanan perpustakaan agar menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi
- Menyediakan waktu/jam berkunjung ke perpustakaan dengan memberikan tugas pada siswa sehingga mereka aktif mencari bahan informasi ke perpustakaan.
- Mengintegrasikan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar.
Peran guru dan pengelola perpustakaan tidak dapat diabaikan dalam keberhasilan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. Peran guru sangat besar karena guru yang paling sering berinteraksi dan memiliki hubungan langsung dengan siswa dalam pembelajaran dan mengarahkan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan dalam proses KBM. Demikian juga dengan peran pengelola perpustakaan. Pengelola perpustakaan merupakan manajer informasi dan penanggung jawab program perpustakaan sekolah sebagai salah satu pelaksana visi dan misi sekolah. Dengan bimbingannya warga sekolah akan melek informasi, dapat menghasilkan karya dan kreasi sehingga terbentuk generasi cerdas dan berkualitas.
Dari uraian singkat tadi dapat dipastikan bahwa dalam kegiatan belajar di lingkungan sekolah perlu didukung oleh sarana yang memadai. Termasuk didalamnya perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Sebagai sumber belajar perpustakaan sekolah mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting. Fungsi perpustakaan tersebut akan berjalan dengan baik apabila mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait yaitu penentu kebijakan pada tingkat departemen, tingkat daerah, tingkat sekolah (kepala sekolah, guru, dan pengelola perpustakaan) sehingga tercapai hakikat “Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar”.
Daftar Pustaka
Darmono, 2004. Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah. Cetakan ke-2. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia
Darmono, 2007. “Pengembangan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar” dalam Jurnal Perpustakaan Sekolah, Tahun 1 – Nomor 1 – April 2007
Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Indonesia. Undang-undang No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
Arsidi dkk. Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar. Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Tenaga Perpustakaan Sekolah di Jakarta, 2012.
Software Sederhana untuk Membantu Menyusun Instrumen Penilaian
Oleh : Estina Ekawati
Simpel PAS, Program Analisis Soal Berbasis Komputer, demikian Bapak Muhamad Khotib, M.Pd, guru SMA Muhamadiyah 1 Sekampung Udik, Lampung Timur (www.simpelpas.ltim.in ) menamakan Software sederhana ini. Simpel PAS adalah sebuah aplikasi dari Microsoft Excel 2007 yang dirancang untuk membantu melakukan proses perhitungan evaluasi dan analisis evaluasi hasil belajar. Simpel PAS didesain dengan logika dan prosedur yang sederhana, sehingga mudah digunakan dan sangat familiar karena hanya aplikasi dari Microsoft Excel.
Secara garis besar sistem kerja Simpel PAS adalah dengan sekali input yaitu jawaban tes maka seorang guru akan dapat melakukan atau mendapatkan minimal 8 (delapan) fasilitas yang memudahkan untuk melakukan evaluasi dan analisis evaluasi. Program ini sangat membantu tugas guru dalam melakukan analisis Kuantitatif terhadap instrument evaluasi. Pengguna (user) cukup hanya memahami proses evaluasi dan analisis evaluasi secara umum. Selanjutnya proses pengerjaan evaluasi dan analisis evaluasi akan dilakukan oleh Simpel PAS dengan cermat, lengkap dan mudah.
ABU KAMIL SHUJA’ ( Tokoh Aljabar Abad Pertengahan )
Oleh : Sumardyono, M.Pd.
Abu Kamil Shuja’ (Sekitar 850 – 955 M) dari nama panggilannya, al-Misri, memang berasal dari Mesir. Nama lengkapnya Abu Kamil Shuja’ ibnu Aslam ibnu Muhammad ibnu Shuja’ al-Hasib al-Misri. Ia hidup setelah al-Khowarizmi (850 M) dan sebelum Ali bin Ahmad al-Imrani (955-956 M). Matematikawan yang oleh Mehdi Nakosteen, disebut sebagai pakar aljabar terbaik abad ke-10 ini, tidak saja mengembangkan dasar-dasar aljabar al-Khowarizmi tetapi juga lebih menyempurnakannya.
Download file artikel abu kamil shuja
Menggambar TETRAHEDRON, OCTAHEDRON Dengan SKETCHUP
Oleh : Deni Saputra
Kegunaan Google Sketchup untuk guru matematika adalah menggambar atau memvisualkan materi ajar matematika khususnya yang berhubungan dengan materi ajar geometri dimensi tiga. Misalkan menggunakan sketchup akan memudahkan siswa untuk membedakan dan menunjukan apa yang dimaksud dengan koplanar atau non-kopanar garis terhadap bidang datar, membuat bangun-bangun ruang yang dinamis, irisan kerucut, etc.
Pada kesempatan ini saya akan memberikan tutorial ringan menggambar Tetahedron dan Oktahedron dengan menggunakan google sketchup. Berikut pesrsiapan yang harus dilakukan, pastikan komputer anda sudah terinstal google sketchup, dan ikuti langkah-langkah berikut :
download artikel menggambar tetrahedron, octahedron dengan sketchup
Menambahkan Mathematics Equation sebagai Notes di Edmodo
Oleh : Marfuah, S.Si., M.T
Selain karena tampilannya menyerupai sosial media Facebook, asyiknya menggunakan Edmodo untuk pembelajaran matematika jarak jauh antara lain karena mendukung penulisan mathematics equation pada notes. Pernahkan Anda membuat status seperti ini pada jejaring sosial lain?
download artikel menambahkan mathematics equation