Membuat Konten Pembelajaran Interaktif Berbasis Flash Menggunakan Powerpoint dan iSpring
Dalam membuat konten pembelajaran berbasis teknologi informasi konten berbasis Flash merupakan salah satu aplikasi favorit yang dipakai untuk pembuatannya. Dengan menggunakan Flash kita dapat membuat konten pembelajaran yang menarik baik secara visual maupun sisi interaktifitasnya. Akan tetapi kekurangan dari Flash adalah proses pembuatan yang relatif sulit. Untuk membuat konten Flash, kita harus mampu menggunakan software Adobe Flash (dulu dikenal sebagai Macromedia Flash). Selain teknik disain, dalam pembuatan Flash pengembang juga harus menguasai skrip pemogramannya yaitu ActionScript, terutama apabila ingin membuat aplikasi yang kompleks. Hal ini tentu saja menjadi salah satu kendala dimana jumlah pengembang konten yang mampu membuat konten Flash relatif sedikit dan ujung-ujungnya konten yang dihasilkan juga tidak terlalu banyak.
Untuk mengatasi kerumitan pembuatan Flash, beberapa vendor perangkat lunak telah mengeluarkan produk-produk yang memudahkan untuk membuat konten berbasis Flash. Dengan menggunakan alat bantu ini maka kita dapat membuat konten Flash tanpa harus menguasai pemrograman. Kebanyakan alat bantu ini menggunakan aplikasi PowerPoint untuk pembuatan disain, animasi maupun narasi/suara. Konten dibuat terlebih dahulu menggunakan PowerPoint dan setelah semua lengkap maka dengan memanfaatkan alat bantu berupa software pengkonversi (converter) maka konten yang berformat PowerPoint (PPT) tersebut dikonversi menjadi berbasis Flash (SWF). Dengan demikian kita hanya perlu menguasai teknik pembuatan konten pembelajaran dengan menggunakan PowerPoint saja dan proses untuk menjadikan Flash akan dilakukan otomatis oleh software.
Pembuatan File PDF
oleh : Fajar Noer Hidayat
Pada mulanya untuk membuat file PDF kita mesti menginstal perangkat lunak buatan dari Adobe, karena perusahaan Adobe yang pertama memperkenalkan file berformat PDF. (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai file PDF (Baca artikel Pengenalan file PDF). Adobe memberi nama perangkat lunak untuk membuat PDF dengan nama Acrobat distiller. Perangkat lunak ini merupakan komponen dari produk-produk Adobe yang bersifat komersial seperti Adobe Acrobat profesional, sehingga harus membayar untuk dapat menggunakan secara legal. Kelebihan perangkat lunak pembuat PDF dari Adobe ini adalah dapat terintegrasi di program-program Microsoft Office dengan tersedianya tambahan toolbar untuk membuat dokumen PDF di MS Word, MS Excel ataupun MS PowerPoint.
Namun sekarang untuk membuat file PDF dapat dilakukan dengan banyak cara. Yang pertama adalah dengan menggunakan aplikasi pembuat dokumen yang telah menyediakan fasilitas ekspor ke file PDF. Yang kedua adalah dengan menginstal perangkat lunak yang khusus digunakan untuk mengkonversi dokumen apa saja ke format PDF. Yang ketiga adalah menggunakan layanan online untuk mengonversi ke file PDF. Bagaimana membuat file PDF menggunakan ketiga cara itu akan ditunjukkan dengan satu contoh untuk masing-masing cara.
Al-Hazen atau al-Haitsam Bapak optik sekaligus matematikawan
oleh : Sumardyono, M.Pd
Al-Haitsam (965 – 1039) dikenal di Barat sebagai al-Hazen atau Avennathan, tokoh optik terkemuka dunia dan pakar fisika. Tetapi ia juga seorang ahli astronomi, matematikawan, dan seorang dokter. Ketekunan dan kejeniusannya dalam menelaah gejala-gejala alam mengantarkannya menjadi seorang cendekiawan hebat, tidak saja dalam masyarakat muslim pada jamannya bahkan juga di dunia barat.
Aplikasi gratis google untuk menggambar 3D
oleh : denny saputra
Google Sketchup merupakan salah satu dari sekian banyak software untuk membuat gambar 3D (tiga dimensi).Sebenarnya program ini dirancang untuk arsitektur, insinyur sipil, pembuat film, game developer, dan profesi terkait.Sketchup juga mencakup fitur-fitur untuk memfasilitasi model penematan di google earth.Perbedaan Sketchup dengan software-software 3D lainnya adalah segi userfriendly, artinya sketchup didesain se familiar mungkin dan mudah digunakan oleh siapapun tanpa harus menguasai teknik-teknik yang rumit dan penuh perhitungan. Dan lebih menarik lagi sketchup tersedia dalam versi gratis dari google dan dapat di download langsung.
Download file artikel aplikasi gratis google untuk menggambar 3D
Mengenal Sistem Layanan Perpustakaan
Secara umum, layanan perpustakaan mengenal 2 (dua) system yang berbeda, yaitu layanan tertutup (Closed access) dan layanan terbuka (Open access). Layanan tertutup adalah layanan dimana pemustaka tidak dapat mengambil sendiri koleksi bahan pustaka yang dicari. Pemustaka menunjukkan data buku yang diperlukan kepada petugas, lalu petugas akan mencarikan bahan pustaka yang dimaksud. Keuntungan layanan ini adalah koleksi tetap tertata rapid an dapat meminimalisir kehilangan. Sistem ini banyak digunakan oleh perpustakaan yang koleksinya masih terbatas atau koleksi khusus /non cetak seperti koleksi audio visual yang rentan terhadap kerusakan. Kekurangannya, pemustaka tidak bisa leluasa mencari bahan pustaka yang dimaksud atau mencari alternatif lain dengan subyek yang sama apabila bahan pustaka yang dimaksud tidak ditemui. Pemustaka tidak bebas melihat dan mencari bahan pustaka yang ada sehingga kurang mendukung upaya peningkatan minat baca.
Pada layanan terbuka, pemustaka mencari sendiri bahan pustaka yang diinginkan langsung dari rak atau dibaca di tempat, petugas pelayanan hanya membantu jika diperlukan. Kekurangan system ini adalah tatanan dan susunan bahan pustaka di rak akan mudah berubah, resiko hilang dan rusak juga cukup besar. Akan tetapi kelebihan layanan ini adalah meningkatkan minat pemustaka karena mereka bebas melihat isi, bentuk atau pun ilustrasi yang ada. Layanan ini biasanya berlalu untuk perpustakaan yang mempunyai koleksi dalam jumlah besar serta memiliki sarana prasarana yang menunjang sistem ini, terutama untuk penataan koleksi serta keamanan koleksi.
Jadi untuk memberikan layanan perpustakaan bagi pemustaka, harus dirancang sebaik mungkin dan ditetapkan kebijakan sistem layanan yang digunakan. Tentu saja kebijakan tersebut tidak terlepas dari kondisi dan kemampuan masing-masing baik dari segi fasilitas, sumber daya manusia, jumlah serta macam koleksi yang ada. Ketepatan menentuka kebijakan layanan yang digunakan sangat membantu pemustaka menemukan informasi yang dibutuhkan.
(dari Manajemen Layanan, materi Pelatihan penguatan Kemampuan Tenaga Perpustakaan Sekolah, 2012)
Membuat Presentasi PowerPoint Menjadi Video
oleh : Muh. Tamimuddin H
Selama ini kita mengenal software PowerPoint sebagai salah satu software yang digunakan untuk membantu sebuah presentasi. Pemakaian PowerPoint biasanya adalah sebagai alat bantu visual, dimana presenter menjelaskan secara narasi dan tayangan PowerPoint menjadi penjelas. Dalam situasi semacam ini peran utama tetap dipegang oleh presenter. Tanpa presenter dan hanya tayangan PowerPoint saja maka pembaca akan sulit memahami konsep yang ingin disampaikan.
Ada beberapa cara untuk ‘mengakali’ situasi semacam ini. Salah satunya adalah membuat sebuah presentasi dengan menyertakan narasi presenter ke dalam tayangan PowerPoint. Pengguna yang memperoleh file PowerPoint dengan tambahan narasi ini akan dapat menjalankan tayangan PowerPoint dengan suara narasi yang menjelaskan maksud dari tayangan, mirip dengan menyaksikan video. Meskipun cukup sederhana dalam pembuatan maupun memainkan, cara ini kurang praktis karena mau tidak mau pengguna harus menggunakan PowerPoint untuk menjalankan. Selain itu kompatibilitas antara software yang digunakan dengan software untuk memainkan file ini kadang menjadi masalah. Agar tayangan lebih fleksibel untuk dijalankan pada berbagai softwate maupun berbagai alat maka kita dapat membuat tayangan PowerPoint menjadi video. video akan lebih mudah untuk dijalankan karena pemutar video relatif banyak dan rata-rata kompatibel dengan berbagai tipe dan format.
download file artikel membuat presentasi power point menjadi video
Miskonsepsi Materi Geometri Siswa Sekolah Dasar
Oleh : Amini
Miskonsepsi dalam bahasa inggris dikenal dengan misconception. Conception is an understanding or a belief of what something is or what something should be (Oxford Dictionary). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konsepsi adalah pengertian; pendapat (paham). Mis sendiri dapat diartikan sebagai salah atau tidak sesuai. Sehingga miskonsepsi dapat didefinisikan sebagai suatu pemahaman yang salah atau tidak sesuai terhadap konsep tertentu. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan sebagai konsepsi yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para ilmuwan.
Mengenal Al-khowarizmi Bapak Aljabar
oleh : rumiati
Siapa yang belum pernah mendengar kata Aljabar? Setiap orang yang mengaku lulusan sekolah pasti pernah mendengarnya. Tapi apakah sebenarnya Aljabar itu? Sebagian orang langsung membayangkan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan hitung-hitungan yang rumit. Tetapi ada juga yang menganggapnya sebagai permainan yang mengasikkan. “Asal tahu aturan-aturannya, aljabar itu asyik kok!”
Di masa Anda sekolah, pasti Anda pernah diminta guru matematika Anda untuk menyelesaikan soal persamaan seperti ini: x + 6 = 12. Tentukan x!
Lalu Anda dan teman-teman Anda menunduk dan mulai mencoret-coret buku. Dan mungkin seperti inilah coretan Anda:
x + 6 = 12
x = 12 – 6
Anda memindah 6, yang merupakan salah satu suku dari persamaan itu dari ruas kiri ke ruas kanan ( ruas kiri dan kanan batasnya adalah tanda sama dengan). Nah, disini berarti Anda telah melakukan suatu’Al jabr’. Al Jabr berarti proses memindahkan suku-suku keseberang tanda sama dengan dalam persamaan untuk menuju proses penyelesaian. Kemudian Anda melanjutkan;
x = 6
Lalu guru Anda pun manggut-manggut, merasa puas karena berarti Anda telah memahami apa yang barusan diterangkan tadi.
Dari manakah sebenarnya asal kata aljabar itu? Jika pertanyaan ini ditujukan kepada anak-anak SMP yang kebetulan gurunya belum pernah menyinggung permasalahan ini, mereka akan menjawab bahwa kata ini tidak mungkin berasal dari bahasa Inggris, Latin, apa lagi bahasa Indonesia. Kata ini kemungkinan berasal dari bahasa Arab. Bahkan ada yang menghubungkan dengan Kitab suci Al Qur’an, mengingat sama-sama berawalan Al.
Kata Aljabar memang berasal dari bahasa Arab. Lebih tepat kata ini diambil dari sebuah buku karya Al Khowarizmi yang berjudul “Al Mukhtazar fi Hizab al’jabr wa al- muqabala”. Buku ini populer di kalangan ilmuwan barat. Tetapi sayangnya tidak populer di kalangan mahasiswa-mahasiswa eksakta kita yang kebanyakan justru mengambil sumber-sumber belajarnya dari kalangan tangan kedua yaitu ilmuwan-ilmuwan barat seperti Leibniz dan Chauchy.
Begitu populernya kata aljabar, tetapi tidak banyak yang tahu siapakah Al Khowarizmi? Jika Anda mengira dia lahir di Arab yaitu Arab Saudi yang kita kenal sekarang, Anda salah. Al Khowarizmi atau nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al-Khowarizmi lahir di Khiran, Al Khwarizm, sebuah daerah di Uzbekiztan pada tahun 740 Masehi atau tahun 194 Hijriah. Kemudian beliau tinggal di Baghdad, kota yang terkenal dengan dongeng seribu satu malam. Di kota inilah beliau mendapat prestasi ilmiah yang tinggi dan menjadikannya sebagai maestro para cerdik pandai di masa itu. Sehingga akhirnya beliau dipercaya khalifah dalam urusan di Baitul Hikmah, sebuah lembaga khusus untuk para ilmuwan Baghdad. Beliau wafat di kota ini juga pada tahun 850 M atau 266 H.
Nama Al Khowarizmi sendiri kemudian diserap menjadi kata Algoritmi (latin) atau Algorism (Inggris) atau algoritma (Indonesia), sebuah istilah yang pasti sangat akrab di kalangan programmer komputer dan kurang lebih diartikan sebagai langkah-langkah yang sistematis dan teratur dalam menyelesaikan suatu masalah.
Kitab asli karya Al Khowarizmi dalam bahasa Arab, yang secara singkat kita sebut Al Jabr al Muqabala sendiri telah lama hilang. Kita hanya bisa mengetahui karya terjemahannya yaitu “Liber Algebras et Almuqabala” oleh Robert de Chester. Atau yang lebih termahsyur yaitu “ de jebra al et almuqabala” oleh Gerard De Cremona. Hal ini sangat disayangkan mengingat buku inilah sebenarnya yang menjadi pijakan bagi perkembangan aljabar, seperti halnya buku “element” karya Euclid yang menjadi pijakan bagi perkembangan geometri.
Mengingat karyanya ini maka menurut Gandz, Al Khowarizmi patut disebut sebagai Bapak Aljabar. Beliaulah yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer dan penerapannya, serta memberi pijakan bagi perkembangan aljabar modern. Tetapi dunia Barat terkesan malu-malu untuk mengakuinya dan malah menyebut Diopanthus, ilmuwan Yunani yang hidup sekitar abad 3 SM sebagai bapak Aljabar.
Kontribusi lain Al Khowarizmi yang terkenal adalah Teorema “Casting’s out 9’s” yang menyatakan bahwa bila suatu bilangan dibagi 9 maka sisanya sama dengan sisa bila jumlah angka penyusunnya juga dibagi 9. Ambillah contoh sebarang bilangan misalnya 4.586.789 dibagi 9 adalah 509.643 sisanya 2. Kemudian angka penyusunnya dijumlah yaitu 4 + 5 + 8 + 6 + 7 + 8 +9 = 47. Lalu 47 dibagi 9 hasilnya 5 ada sisa yang sama dengan sisa bilangan semula yaitu 2. Jika Anda tidak percaya dengan teorema ini, silahkan Anda coba untuk sembarang bilangan yang lain.
Aturan itu dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran suatu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan asli.
Bagaimana mengukur aktifitas siswa dalam pembelajaran
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas RI No. 41, 2007: 6). Apabila dicermati apa yang dikemukakan dalam Permen tersebut menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang didesain guru harus berorientasi pada aktivitas siswa.
Menurut As’ari (2000) perilaku pembelajaran yang diharapkan seharusnya adalah sebagai berikut: (1) pemberian informasi, perintah, dan pertanyaan oleh guru mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan 30 %, selebihnya sebaiknya berasal dari siswa; (2) siswa mencari informasi, mencari dan memilih serta menggunakan sumber informasi (3) siswa mengambil inisiatif lebih banyak; (4) siswa mengajukan pertanyaan; (5) siswa berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran; (6) ada penilaian diri dan ada penilaian sejawat.
download artikel bagaimana mengukur aktifitas siswa