Pemanfaatan Pembuktian tidak Langsung dengan Kontradiksi
Sejatinya, di dalam kehidupan nyata sehari-hari, penggunaan pembuktian tak langsung (indirect proof) sering digunakan meskipun tidak disadari bahwa pembuktian tersebut merupakan pembuktian tidak langsung. Contohnya terjadi ketika Anda sedang asyik membaca lalu tiba-tiba saja listrik di kamar padam. Mungkin setelah itu akan muncul pikiran bahwa padamnya listrik itu terjadi di semua tempat. Sebagai akibat dari pemisalan tersebut, listrik di seluruh kota akan padam, termasuk di rumah-rumah di dekat rumah Anda. Namun, ketika Anda melongok ke luar lewat jendela, ternyata listrik di rumah-rumah yang ada di sekitar rumah Anda masih menyala. Keadaan inilah yang disebut dengan ’kontradiksi’. Artinya, di satu sisi dengan pikiran bahwa listrik padam karena ada masalah di pusat listriknya, dan hal tersebut akan mengakibatkan seluruh listrik akan padam, namun di sisi lain, pada kenyataannya, listriknya tidak padam semua. Kesimpulannya, pikiran atau pemisalan awal tadi bahwa listrik padam karena ada masalah di pusat listriknya adalah tidak benar karena pemisalan awal tadi telah mengakibatkan adanya suatu keadaan yang kontradiktif sehingga harus diingkari.
Download Lengkap File: Pemanfaatan Pembuktian tidak Langsung dengan Kontradiksi
Cara Sehat di Saat Diklat
Tulisan ini terinspirasi dari seorang tetangga yang harus ke rumah sakit ketika pulang dari diklat karena sakit. Saat mengikuti kegiatan diklat, workshop, pelatihan, seminar, atau lainnya yang mengharuskan kita tinggal di asrama/hotel untuk beberapa waktu memang memberikan pengalaman tersendiri bagi kita. Namun, rutinitas yang sementara tadi hendaknya kita imbangi dengan beberapa kegiatan, sehingga kita pun tetap merasa fresh saat mengikuti kegiatan.
Kegiatan yang mayoritas duduk terlalu lama di ruangan yang full AC, kamar tempat istirahat yang juga didisain untuk selalu tetap menggunakan AC (sehingga tidak ada kesempatan untuk menikmati segarnya udara melalui jendela), dan juga menu makanan hotel yang kadang tidak cocok dengan yang biasanya kita makan, harus kita sikapi dengan bijak. Beberapa tips berikut ini adalah pengalaman pribadi penulis untuk menghindari kebosanan selama mengikuti kegiatan.
a. Kegiatan di ruangan yang full AC
Bagi Anda yang memang tidak ada masalah dengan dinginnya AC, maka kegiatan di ruangan yang full AC bukan masalah. Namun, jika Anda seperti saya yang “kurang sehat” jika di ruangan ber AC, jangan lupa untuk menyiapkan jaket dan dipakai selama mengikuti kegiatan, atau jika memungkinkan, diskusikan dengan teman-teman masalah pengaturan suhu. Namun, kadang ada ruangan yang pengaturan AC-nya terpusat, mintalah bantuan kepada petugas ruangan untuk mengatur suhunya. Saya pernah berada di ruangan, yang amat sangat dingin sekali, setelah saya cek, ternyata suhu ruangan tersebut 5oC. Jangankan 5oC, 18oC saja bagi saya kadang masih terlalu dingin.
b. Kamar tempat istirahat yang selalu tertutup.
Meskipun tempat istirahat saat diklat hanya kita gunakan untuk “sementara” saja, namun yang sementara tadi harus kita maksimalkan, sehingga kita bisa istirahat dengan optimal. Bagi yang terbiasa tidur menggunakan AC tidak ada masalah, namun jika yang memiliki kebiasaan di lingkungan udara segar, mungkin tips berikut bisa dicoba. Sebelum memakai ruang istirahat (kamar), nyalakan dulu AC nya, sehingga ketika akan kita gunakan, kamar sudah dalam suhu dingin dan pada saat kita di kamar sudah tidak memerlukan AC lagi. Saat bangun tidur pagi hari, manfaatkanlah waktu yang ada untuk berolahraga ringan. Misal, Anda bisa jalan-jalan atau jogging di sekitar tempat kegiatan. Atau bisa juga keliling kompleks sekitar, selain sehat juga akan tambah pengalaman tentang kondisi sekitar.
Atau, manfaatkan fasilitas fitnes yang biasanya juga disediakan (untuk kegiatan yang dilaksanakan di hotel), dan bagi yang biasa renang, mungkin memanfaatkan fasilitas kolam renang yang ada. Atau jika memang benar-benar malas, lakukanlah peregangan di kamar saja. Hal ini bisa membantu melemaskan otot-otot yang kaku.
Jika kegiatan diklat dilaksanakan di instansi yang pada saat itu sedang ada senam, jangan sungkan-sungkan untuk ikut bergabung ikut senam. Jarangkan di antara kita yang mau gabung?
c. Menu makanan monoton
Menu makanan di tempat diklat mungkin kurang cocok dengan menu yang kita makan sehari-hari atau juga menunya tidak bervariasi alias yang itu-itu saja. Cobalah sekali-kali untuk mencari makanan di luar, mungkin bisa malam hari setelah selesai kegiatan atau pagi hari setalah jalan-jalan mencoba mencari sarapan di luar. Intinya, jangan biarkan perut kita kosong karena menu makanan tidak sesuai dengan selera kita.
Nah, selamat mencoba beberapa tips di atas. Badan sehat, diklatpun lancar.
Oleh: Estina Ekawati, S.Si, M.Pd.Si (Staff Unit MTI PPPPTK Matematika)
Pengenalan File PDF
Di Indonesia khususnya dunia pendidikan file PDF menjadi sangat populer dengan diadakannya buku ajar sekolah dalam bentuk elektronik. Buku ajar sekolah yang hak ciptanya telah dimiliki oleh Kementerian Pendidikan Nasional dikemas dalam bentuk file PDF yang dapat diunduh secara bebas di www.bse.kemdiknas.go.id. Buku-buku teks pelajaran ini telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai Buku Teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008. Begitu juga dengan PPPPTK Matematika yang telah menyusun modul-modul pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi pemberdayaan KKG/MGMP Matematika berupa buku-buku tentang pembelajaran matematika di sekolah. Agar buku-buku tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru-guru di seluruh Indonesia, maka perlu didistribusikan secara merata di seluruh Indonesia. Selain disebarkan dalam bentuk cetakan, modul tersebut juga dikemas dalam bentuk dokumen digital berformat PDF yang dapat diunduh di situs web PPPPTK Matematika. Untuk dapat memanfaatkan dokumen digital tersebut maka pengetahuan tentang file PDF perlu diketahui.
PDF adalah singkatan dari Portable Document Format yang merupakan sebuah format file yang dibuat oleh Adobe System pada tahun 1993 untuk keperluan pertukaran dokumen digital. Format PDF digunakan untuk merepresentasikan dokumen dua dimensi yang meliputi teks, huruf, gambar dan grafik vektor dua dimensi. Dengan mengubah dokumen ke bentuk PDF maka file tersebut dapat dibuka dengan program pembaca PDF (PDF reader) dengan tampilan yang persis sama dengan hasil ketika dokumen tersebut dicetak. Jadi jika kita ingin menyebarkan file dokumen yang hanya untuk dibaca dan tidak menginginkan dokumen tersebut diedit maka ubahlah dokumen tersebut ke bentuk file PDF.
Menetapkan dan Merumuskan Masalah Penelitian Tindakan Kelas
Konsep penelitian tindakan bermula dari ide Kurt Lewin tahun 1946. Lewin menggunakan pendekatan penelitian tindakan setelah usainya perang dunia kedua dalam usaha menyelesaikan berbagai masalah sosial. Ide tersebut kemudian disempurnakan dan dikembangkan untuk tindakan kelas oleh para ahli sesudahnya, antara lain oleh Stephen Corey tahun 1953 dan John Elliot tahun 1976. PTK merupakan salah satu kegiatan ilmiah yang disarankan untuk dilakukan guru. Dengan PTK berarti terdapat tindakan nyata dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan profesionalitas guru.
Walaupun begitu strategis, konsep dan fungsi PTK dalam peningkatan profesionalitas guru, namun ternyata banyak permasalahan yang penulis dapatkan saat bertugas dalam fasilitasi mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kepada guru dan juga pengawas dan kepala sekolah. Apa yang kemudian dapat disimpulkan antara lain bahwa diperlukan suatu prosedur yang cukup praktis bagi guru dan pendidik untuk dapat melakukan PTK. Walaupun demikian, kita tidak dapat melakukan hal secara praktis dengan meninggalkan teori, begitu pula kita tidak dapat melakukan hal berdasarkan teori belaka tanpa mengetahui pada tataran teknis pelaksanaannya. Oleh karena itu, walaupun akan disampaikan sepraktis mungkin, namun diusahakan masih dalam koridor teori mengenai penelitian tindakan.
Download File Lengkap: Menetapkan dan Merumuskan Masalah Penelitian Tindakan Kelas
Menganalisa Video Pembelajaran
Video merupakan salah satu sumber data yang sangat kaya dan dapat memberikan banyak informasi dalam penelitian pendidikan. Namun belum banyak kalangan peneliti pendidikan di Indonesia menggunakan data video sebagai sumber data utama dikarenakan kesulitan dalam menganalisa video tersebut.
Teknik analisa video yang dilakukan oleh tim Studi Video Pembelajaran Matematika kelas 8 di Indonesia tahun 2007 dapat menjadi salah satu referensi bagi para peneliti yang ingin menggali lebih banyak informasi dari video. Studi ini merupakan replikasi dari “Teaching Mathematics in Seven Countries: Result from the TIMSS 1999 Video Study”. Sebanyak 101 SMP yang merupakan sub sampel dari 150 sekolah sampel TIMSS direkam pembelajaran Matematika kelas 8 sehingga menghasilkan 101 video pembelajaran Matematika.Video dianalisa menggunakah software Studiocode (lihat http://www.studiocodegroup.com) yang hanya dapat dioperasikan dengan computer Apple.
10 Pertanyaan Mengenai Penelitian Tindakan Kelas Oleh Guru
Tulisan ini diilhami oleh berbagai pertanyaan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sering diajukan guru, baik yang penulis temui dalam kegiatan Diklat di PPPPTK Matematika maupun dalam kesempatan lain. Pada kesempatan ini, penulis mengulas 10 pertanyaan saja yang dipilih karena urgensi dan esensinya. Semoga tulisan ini dapat membantu Bapak/Ibu guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas.
- Mengapa guru perlu melakukan PTK?
Sengaja pembahasan awal pada tulisan ini adalah pertanyaan mengapa PTK dan bukan apakah PTK itu. Pertanyaan ini memang tidak secara terang-terangan disampaikan guru kepada penulis, melainkan tersirat dari pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan. Dalam benak Bapak/Ibu guru mungkin PTK itu terlihat sulit dan memakan waktu karena harus melakukan penelitian dan menulis laporannya. Meneliti dan menulis laporan seolah pekerjaan yang sulit dan memakan banyak waktu sehingga seolah menjadi beban bagi guru.
Download Lengkap File: 10 Pertanyaan Mengenai Penelitian Tindakan Kelas Oleh Guru
Beberapa Hasil Penelitian Terkait Dengan Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Terhadap Prestasi Belajar Matematika, Motivasi Belajar, Dan Aktifitas Belajar Siswa
Dewasa ini, pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang sudah mulai banyak dipraktikkan oleh para guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini tentunya tidak terlepas karena adanya beberapa kelebihan dari metode pembelajaran kooperatif tersebut jika dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Untuk memberikan tambahan data empiris terhadap kelebihan penggunaan metode pembelajaran kooperatif, dalam naskah ini diberikan beberapa hasil penelitian terkait dengan pengaruh metode pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar matematika, motivasi belajar, dan aktifitas belajar siswa. Naskah ini disajikan sebagai tambahan bahan informasi bagi para guru yang akan, sedang, atau sudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif dalam praktik mengajar di kelas. Naskah ini disarikan dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan baik di jenjang SMP maupun SMA oleh beberapa peneliti.
Jenis Penelitian dan Perbedaannya
Artikel ini sebagai pembuka cakrawala mengenai jenis-jenis penelitian dan perbedaannya. Tidak setiap masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jenis penelitian, karena setiap masalah memiliki karakteristik tertentu sehingga dibutuhkan jenis dan model penelitian yang sesuai pula. Untuk itu, pemahaman mengenai berbagai jenis penelitian yang ada, paling tidak terhadap golongan besar jenis penelitian, dapat membantu guru dan siapa saja dalam usaha untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Kita dapat membedakan empat jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, penelitian tindakan, dan penelitian pengembangan. Dalam tulisan ini, penulis menguraikan mengenai empat jenis penelitian. Keempat jenis penelitian tersebut dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya pada pembelajaran matematika. Berikut ini deskripsi pokok mengenai keempat jenis penelitian tersebut.
Mobile Learning: Pandangan dan Strategi Pengembangannya
1. Pendahuluan
Mobile Learning, biasa disingkat M-Learning, memiliki arti yang berbeda-beda untuk komunitas yang berlainan. Sebagian peneliti memberi penekanan pada keterlibatan teknologi, sedangkan sebagian yang lain menitikberatkan pada sisi edukasi dan tujuan filosofis dari pembelajarannya. Definisi tentang M-Learning pun menjadi beragam, di antaranya adalah sebagai berikut:
- M-Learning adalah segala jenis pembelajaran dimana pembelajar tidak di lokasi yang tetap atau sudah ditentukan, namun demikian pembelajar dapat mengambil manfaat dari teknologi mobile [Mob03].
- M-Learning merupakan akuisisi dari berbagai pengetahuan dan keahlian lewat penggunaan teknologi mobile, di mana saja dan kapan saja, yang menghasilkan perubahan dalam tingkah laku [Ged04].
- M-Learning adalah segala ketentuan dan perlengkapan edukasi, yang didominasi teknologi peralatan genggam atau palmtop [Tra05].
- M-Learning merupakan interseksi dari mobile computing dan E-Learning. Sumber-sumber pembelajaran dapat diakses dari mana saja, dengan kemudahan dalam pencarian sumber-sumber pembelajaran, dimana E-Learning sendiri memiliki independensi terhadap ruang dan waktu [Qui00].
- M-Learning adalah pembelajaran melalui komunikasi mobile [Nyi02]
Download file lengkap Mobile Learning: Pandangan dan Strategi Pengembangannya
Tips Agar Pengelolaan Gambar Video Lebih Mudah
Kemajuan teknologi sekarang ini memudahkan manusia untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari dengan cepat dan hasil yang cukup memuaskan. Disamping kemudahan untuk mendapatkan peralatan dengan fitur yang menggunung dan dapat dibeli dengan harga murah, memacu manusia untuk melakukan penyaluran hobi dan bisnis dengan mudah.
Untuk mengambil dan mengabadikan momen yang sangat berharga mudah sekali hanya dengan menggunakan perangkat handphone yang didukung dengan fasilitas kamera, baik untuk pengambilan photo maupun video. Dan hasilnya dapat segera dipresentasikan kepada publik secepatnya.
Namun untuk hasil yang terbaik tidak cukup hanya dengan mengandalkan peralatan yang canggih dan mahal saja. Walaupun gambar yang dapat direkam hasilnya bagus tetapi jika tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai maka yang terjadi hanyalah kumpulan gambar yang tidak memiliki sebuah cerita yang disajikan dengan sempurna dan kurang memiliki daya atau kemampuan untuk lebih mengesan kepada pembaca (yang melihat) media tersebut, sehingga gambar yang disajikan tidak hidup dan menarik.
Bagaimana agar video yang kita sajikan dapat lebih enak dilihat dan dapat menyampaikan pesan yang akan kita sampaikan kepada publik tersampaikan?
Jika Video hasil rekaman ingin langsung dipublikasikan
Untuk hasil yang terbaik yang perlu diperhatikan mengingat gambar tidak akan dilakukan proses penyuntingan adalah sebagai berikut:
- Pilih ekstensi file hasil rekaman yang terbaik. Dengan memilih mode pengambilan gambar pada format terbaiknya maka hasil gambar rekaman juga akan bagus. Format gambar yang disediakan banyak misalnya: MOV,VOB,FLV,3GP, MPEG, 3GPP, MP4, AVI, dan lain-lain. Beberapa file memang memiliki jumlah byte yang kecil, namun untuk gambar yang bagus pastilah memiliki kapasitas yang besar. Jika memungkinkan peralatan kita pilih saja yang ber-ekstensi AVI.
- Hindari pengambilan gambar yang dibelakang obyek terdapat intensitas cahaya berlebihan dibandingkan dengan obyek yang akan kita ambil (backlight). Usahakan saat mengambil gambar cahaya yang datang berada dibelakang kita menuju ke obyek sehingga obyek lebih terang.
- Hindari saat mengambil gambar posisi tubuh kita tidak dalam posisi stabil, hal ini akan menghasilkan gambar yang tidak stabil juga. Beberapa diantara kita mengambil gambar pada saat tubuh belum benar-benar stabil. Ini disebabkan karena kuda-kuda pada kaki kita salah posisi, atau tangan kita juga tidak dalam keadaan yang stabil. Posisi yang disarankan adalah renggangkan kedua kaki secukupnya sehingga titik berat tubuh kita berada diantara kedua kaki. Posisi ini sangat stabil. Selanjutnya tangan yang memegang kamera usahakan merapat pada sisi tubuh, ketiak rapat. Dengan merapatkan lengan pada sisi tubuh ini maka guncangan akan diminimalisasi.
- Atur pernafasan sebelum mengambil gambar, jika dalam keadaan ngos-ngosan usahakan lakukan penenangan terlebih dahulu .
- Atur fokus kamera. Mengingat kabanyakan kamera/handphone memiliki kemampuan autofocus maka harus dipertimbangkan kecepatan peralatan menyesuaikan fokusnya. Jangan terburu merekam gambar sebelum kamera benar-benar fokus pada obyek yang kita ambil.
- Kepadatan gambar. Gambar yang kita rekam sebaiknya adalah gambar yang memiliki komposisi yang proporsional. Jika gambar yang direkam tidak akan dilakukan penyuntingan, maka pastikan dahulu komposisi frame sesuai yang telah dimaksudkan. Misalnya close-up, long-shot, medium-shot, dll.
- Teknik pengambilan gambar. Disarankan agar gambar yang diambil lebih mengacu pada jenis stil-image-shot atau cut to cut. Yaitu pengambilan gambar pada obyek dengan kamera yang diam namun obyek tetap dijaga masih dalam ruang gambar pada kamera kita. Dengan demikian gambar tersebut tidak akan terjadi distorsi. Hal ini disarankan karena kemampuan merekam gambar pada kamera terbatas pada speed-nya. Namun jika terpaksa mengambil gambar saat obyek itu berjalan kita perlu memperhatikan kemampuan kamera kita merekam gambar berjalan.
- Perbanyak variasi angel (sudut pengambilan) gambar agar tidak monoton.
Semoga sedikit sumbangan ini bermanfaat, silahkan tunggu tips-tips selanjutnya. Selamat mencoba!!!